MENGAPA PAKAIAN LEMBAB LEBIH MUDAH
DISETRIKA
Semua kain (dalam bahasa Kimia biasanya polimer) mempunyai struktur yang sama.
Analogi yang baik untuk strukturnya adalah semangkok mie yang telah dimasak
dengan tiap untai mie mewakili molekul polimer plastik. Molekul-molekul polimer
dalam plastik seperti untai-untai mie saling berbelit. Pada suhu rendah
untai-untai molekul itu mengeras dan plastik nampak padat dan rapuh, seperti
gelas (barangkali mirip mie yang belum direbus).
Dengan pemanasan, molekul-molekul yang
seperti mie dalam plastik tadi mulai meliuk-liuk, dan tergelincir satu sama
lain dan akhirnya pada suhu cukup tinggi bergerak dan mengalir serentak. Jadi
tidak seperti bahan bukan plastik yang tegas suhu perubahan padat ke cairnya
(misalnya es tepat pada suhu 0oC, secara tegas meleleh dari padat ke cair), plastik
berubah perlahan dari padatan ke cairan.
Kalau pada bahan non-plastik kita kenal
titik leleh (suhu saat perubahan padat menjadi cair), pada bahan plastik
dikenal suhu transisi gelas (biasa diberi simbol Tg). Tg adalah
suhu saat peningkatan kemudahan-alir plastik mulai terjadi.
Nilai Tg bergantung jenis plastiknya dan dapat diturunkan nilainya
dengan bahan yang disebut plastisiser.
Contoh nyata dari apa yang kita
diskusikan di atas adalah:
ketika kita harus membersihkan sisa
permen karet di karpet. Kita telah merasakan sukarnya mengambil sisa permen
karet dari karpet tersebut, karena permen tersebut melekat erat dengan karpet.
Tapi bila kita dinginkan sisa permen itu dengan es agar berada di
bawah Tg-nya, sisa permen tersebut akan pecah seperti padatan biasa.
Kapas adalah polimer alam (berupa
selulosa) dengan Tg = 225 oC. Air dapat berfungsi sebagai
plastisiser kapas, sehingga dapat menurunkan Tg. Jadi dengan menyemprotkan
sedikit air, kerutan pada kain yang terbuat dari kapas lebih mudah dihilangkan.
Setelah dingin bentuk kain yang telah hilang kerutnya akan tetap.
Dengan pelan tapi pasti kain katun akan
menyerap air dari udara dan kembali ke keadaan lebih plastik dan dengan mudah
kusut lagi. Dengan mencampurkan sedikit polimer lain poliester ke poli selulosa,
menjadikan daya serap air kain berkurang.
Nilon dan poliester
memiliki Tg yang lebih rendah, akibatnya seterika yang digunakan pun
tidak perlu terlalu panas.
Nah, ternyata menyetrika akan menjadi
logis dengan kimia.
Keramik memiliki karakteristik yang
memungkinkannya digunakan untuk berbagai aplikasi termasuk :
kapasitas panas yang baik dan
konduktivitas panas yang rendah.
Tahan korosi
Sifat listriknya dapat insulator,
semikonduktor, konduktor bahkan superkonduktor
Sifatnya dapat magnetik dan
non-magnetik
Keras dan kuat, namun rapuh.
Dua jenis ikatan dapat terjadi dalam
keramik, yakni ikatan ionik dan kovalen. Sifat keseluruhan material
bergantung pada ikatan yang dominan. Klasifikasi
Bahan keramik dapat dibedakan menjadi
dua kelas : kristalin dan amorf (non kristalin). Dalam material kristalin
terdapat keteraturan jarak dekat maupun jarak jauh, sedang dalam material
amorf mungkin keteraturan jarak pendeknya ada, namun pada jarak jauh
keteraturannya tidak ada. Beberapa keramik dapat berada dalam kedua bentuk
tersebut, misalnya SiO2, (lihat gambar, a struktur yang kristalin, b amorf).
Jenis ikatan yang dominan (ionik atau
kovalen) dan struktur internal (kristalin atau amorf) mempengaruhi
sifat-sifat bahan keramik. Sifat termal
Sifat termal penting bahan keramik
adalah kapasitas panas, koefisien ekspansi termal, dan konduktivitas termal.
Kapasitas panas bahan adalah kemampuan bahan untuk mengabsorbsi panas dari
lingkungan. Panas yang diserap disimpan oleh padatan antara lain dalam bentuk
vibrasi (getaran) atom/ion penyusun padatan tersebut.
Keramik biasanya memiliki ikatan yang
kuat dan atom-atom yang ringan. Jadi getaran-getaran atom-atomnya akan
berfrekuensi tinggi dan karena ikatannya kuat maka getaran yang besar tidak
akan menimbulkan gangguan yang terlalu banyak pada kisi kristalnya.
Hantaran panas dalam padatan
melibatkan transfer energi antar atom-atom yang bervibrasi. Vibrasi atom akan
mempengaruhi gerakan atom-atom lain di tetangganya dan hasilnya adalah
gelombang yang bergerak dengan kecepatan cahaya yakni fonon. Fonon bergerak
dalam bahan sampai terhambur baik oleh interaksi fonon-fonon maupun cacat
kristal. Keramik amorf yang mengandung banyak cacat kristal menyebabkan fonon
selalu terhambur sehingga keramik merupakan konduktor panas yang buruk.
Mekanisme hantaran panas oleh elektron, yang dominan pada logam, tidak
dominan di keramik karena elektron di keramik sebagian besar terlokalisasi.
Contoh paling baik penggunaan keramik
untuk insulasi panas adalah pada pesawat ruang angkasa. Hampir semua
permukaan pesawat tersebut dibungkus keramik yang terbuat dari serat silika
amorf. Titik leleh aluminium adalah 660 oC. Ubin menjaga suhu tabung pesawat
yang terbuat dari Al pada atau dibawah 175 oC, walaupun eksterior pesawat
mencapau 1400 oC. Sifat Optik
Bila cahaya mengenai suatu obyek
cahaya dapat ditransmisikan, diabsorbsi, atau dipantulkan. Bahan bervariasi
dalam kemampuan untuk mentransmisikan cahaya, dan biasanya dideskripsikan
sebagai transparan, translusen, atau opaque. Material yang transparan,
seperti gelas, mentransmisikan cahaya dengan difus, seperti gelas terfrosted,
disebut bahan translusen. Batuan yang opaque tidak mentransmisikan cahaya.
Dua mekanisme penting interaksi
cahaya dengan partikel dalam padatan adalah polarisasi elektronik dan
transisi elektron antar tingkat energi. Polarisasi adalah distorsi awan
elektron atom oleh medan listrik dari cahaya. Sebagai akibat polarisasi,
sebagian energi dikonversikan menjadi deformasi elastik (fonon), dan
selanjutnya panas.
Seperti dalam atom elektron-elektron
dalam bahan berada dalam tingkat-tingkat energi tertentu. Absorbsi energi
menghasilkan perpindahan elektron dari tingkat dasar ke tingkat tereksitasi.
Ketika elektron kembali ke keadaan dasar disertai dengan pemancaran radiasi
elektromagnetik.
Dalam padatan elektron yang energinya
tertinggi ada dalam orbital-orbital dalam pita valensi dan orbital-orbital
yang tidak terisi biasanya dalam pita konduksi. Gap antara pita valensi dan
pita konduksi disebut gap energi.
Range energi cahaya tampak 1,8 sampai
3,1 eV. Bahan dengan gap energi di daerah ini akan mengabsorbsi energi yang
berhubungan. Bahan itu akan tampak transparan dan berwarna. Contohnya, gap
energi CdS sekitar 2,4 eV dan mengabsorbsi komponen cahaya biru dan violet
dari sinar tampak. Tampak bahan tersebut berwarna kuning-oranye.
Bahan dengan gap energi kurang dari
1,8 eV akan opaque, sebab semua cahaya tampak akan diabsorbsi. Material
dengan gap energi lebih besar 3,1 eV tidak akan menyerap range sinar tampak
dan akan tampak transparan dan tak berwarna. Cahaya yang diemisikan dari
transisi elektron dalam padatan disebut luminesensi. Bila terjadi dalam
selang waktu yang pendek disebut flouresensi, bila didalam selang waktu yang
lebih panjang disebut fosforisensi.
Cahaya yang ditransmisikan dari satu
medium ke medium lain, misalnya dari gelas ke air akan mengalami pembiasan.
Pembelokan cahaya ini adalah akibat perubahan kecepatan rambat yang asal
mulanya dari polarisasi elektronik. Karena polarisasi meningkat dengan naiknya
ukuran atom. Gelas yang mengandung ion-ion berat (seperti kristal timbal)
memiliki indeks bias yang lebih besar dari gelas yang mengandung atom-atom
ringan (seperti gelas soda).
Hamburan cahaya internal dalam bahan
yang sebenarnya transparan mungkin dapat mengakibatkan bahan menjadi
translusen atau opaque. Hamburan semacam ini terjadi antara lain di batas
butiran, batas fasa, dan pori-pori.
Banyak aplikasi memanfaatkan sifat
optik bahan keramik ini. Transparansi gelas membuatnya bermanfaat untuk jendela,
lensa, filter, alat masak, alat lab, dan objek-objek seni. Pengubahan antara
cahaya dan listrik adalah dasar penggunaan bahan semikonduktor seperti GaAs
dalam laser dan meluasnya penggunaan LED dalam alat-alat elektronik. Keramik
fluoresensi dan fosforisensi digunakan dalam lampu-lampu listrik dan
layar-layar tv. Akhirnya serat optik mentransmisikan percakapan telepon dan
data komputer yang didasarkan atas refleksi internal total sinyal cahaya.
SIFAK MEKANIK
Keramik biasanya material yang kuat,
dan keras dan juga tahan korosi. Sifat-sifat ini bersama dengan kerapatan
yang rendah dan juga titik lelehnya yang tinggi, membuat keramik merupakan
material struktural yang menarik.
Aplikasi struktural keramik maju
termasuk komponen untuk mesin mobil dan struktur pesawat.
Misalnya, TiC mempunyai kekerasan 4 kali kekerasan baja. Jadi,
kawat baja dalam struktur pesawat dapat diganti dengan kawat TiC yang mampu
menahan beban yang sama hanya dengan diameter separuhnya dan 31 persen berat.
Semen dan tanah liat adalah contoh yang lain, keduanya dapat dibentuk ketika
basah namun ketika kering akan menghasilkan objek yang lebih keras dan lebih
kuat. Material yang sangat kuat seperti alumina (Al2O3) dan silikon karbida
(SiC) digunakan sebagai abrasif untuk grinding dan polishing.
Keterbatasan utama keramik adalah
kerapuhannya, yakni kecenderungan untuk patah tiba-tiba dengan deformasi
plastik yang sedikit. Ini merupakan masalah khusus bila bahan ini digunakan
untuk aplikasi struktural. Dalam logam, elektron-elektron yang terdelokalisasi
memungkinkan atom-atomnya berubah-ubah tetangganya tanpa semua ikatan dalam
strukturnya putus. Hal inilah yang memungkinkan logam terdeformasi di bawah
pengaruh tekanan. Tapi, dalam keramik, karena kombinasi ikatan ion dan
kovalen, partikel-partikelnya tidak mudah bergeser. Keramiknya dengan mudah
putus bila gaya yang terlalu besar diterapkan.
Faktur rapuh terjadi bila pembentukan
dan propagasi keretakan yang cepat. Dalam padatan kristalin, retakan tumbuh
melalui butiran (trans granular) dan sepanjang bidang cleavage (keretakan)
dalam kristalnya. Permukaan tempat putus yang dihasilkan mungkin memiliki
tekstur yang penuh butiran atau kasar. Material yang amorf tidak memiliki
butiran dan bidang kristal yang teratur, sehingga permukaan putus kemungkinan
besar mulus penampakannya.
Kekuatan tekan penting untuk keramik
yang digunakan untuk struktur seperti bangunan. Kekuatan tekan keramik
biasanya lebih besar dari kekuatan tariknya. Untuk memperbaiki sifat ini
biasanya keramik di-pretekan dalam keadaan tertekan. Sifat Hantaran Listrik.
Sifat listrik bahan keramik sangat
bervariasi. Keramik dikenal sangat baik sebagai isolator. Beberapa isolator
keramik (seperti BaTiO3) dapat dipolarisasi dan digunakan sebagai kapasitor.
Keramik lain menghantarkan elektron
bila energi ambangnya dicapai, dan oleh karena itu disebut semikonduktor.
Tahun 1986, keramik jenis baru, yakni superkonduktor temperatur kritis tinggi
ditemukan. Bahan jenis ini di bawah suhu kritisnya memiliki hambatan = 0.
Akhirnya, keramik yang disebut
sebagai piezoelektrik dapat menghasilkan respons listrik akibat tekanan
mekanik atau sebaliknya.
Sering pula digunakan bahan yang
disebut dielektrik. Bahan ini adalah isolator yang dapat dipolarisasi pada
tingkat molekular. Material semacam ini digunakan untuk menyimpan muatan
listrik.
Kekuatan dielektrik bahan adalah
kemampuan bahan tersebut untuk menyimpan elektron pada tegangan tinggi. Bila
kapasitor dalam keadaan bermuatan penuh, hampir tidak ada arus yang lewat.
Namun dengan tegangan tinggi dapat mengeksitasi elektron dari pita valensi ke
pita konduksi. Bila hal ini terjadi arus mengalir dalam kapasitor, dan
mungkin disertai dengan kerusakan material karena meleleh, terbakar atau
menguap. Medan listrik yang diperlukan untuk menghasilkan kerusakan itu
disebut kekuatan dielektrik. Beberapa keramik mempunyai kekuatan dielektrik
yang sangat besar.Porselain misalnya sampai 160 kV/cm. Sebagian besar
hantaran listrik dalam padatan dilakukan oleh elektron. Di logam, elektron
penghantar dihamburkan oleh vibrasi termal meningkat dengan kenaikan suhu,
maka hambatan logam meningkat pula dengan kenaikan suhu.
Sebaliknya, elektron valensi dalam
keramik tidak berada di pita konduksi, sehingga sebagian besar keramik adalah
isolator. Namun, konduktivitas keramik dapat ditingkatkan dengan memberikan
ketakmurnian. Energi termal juga akan mempromosikan elektron ke pita
konduksi, sehingga dalam keramik, konduktivitas meningkat (hambatan menurun)
dengan kenaikan suhu.
Beberapa keramik memiliki sifat
piezoelektrik, atau kelistrikan tekan. Sifat ini merupakan bagian bahan
"canggih" yang sering digunakan sebagai sensor. Dalam bahan
piezoelektrik, penerapan gaya atau tekanan dipermukaannya akan menginduksi
polarisasi dan akan terjadi medan listrik, jadi bahan tersebut mengubah
tekanan mekanis menjadi tegangan listrik.
Bahan piezoelektrik digunakan untuk
tranduser, yang ditemui pada mikrofon, dan sebagainya.
Dalam bahan keramik, muatan listrik
dapat juga dihantarkan oleh ion-ion. Sifat ini dapat diubah-ubah dengan
merubah komposisi, dan merupakan dasar banyak aplikasi komersial, dari sensor
zat kimia sampai generator daya listrik skala besar. Salah satu teknologi
yang paling prominen adalah sel bahan bakar. Kemampuan penghantaran ion
didasarkan kemampuan keramik tertentu untuk memungkinkan anion oksigen
bergerak, sementara pada waktu yang sama tetap berupa isolator.
Zirkonia, ZrO2, yang distabilkan dengan kalsia (CaO), adalah contoh
padatan ionik.
|
|||
Zat-zat Kimia Beracun Yang Sering
Dimakan Manusia
|
Sering tidak kita sadari bahwa dalam
makanan yang kita konsumsi sehari-hari ternyata mengandung zat-zat kimia yang
bersifat racun, baik itu sebagai pewarna, penyedap rasa dan dan bahan
campuran lain. Za-zat kimia ini berpengaruh terhadap tubuh kita dalam level
sel, sehingga kebanyakan kita akan mengetahui dampaknya dalam waktu yang lama
Dampak negatif yang bisa terjadi adalah dapat memicu kanker, kelainan genetik, cacat bawaan ketika lahir, dan lain-lain.
Tidak ada cara untuk menghindar 100%
dari bahan-bahan kimia itu dalam kehidupan kita sehari-hari, yang perlu kita
lakukan adalah meminimalkan penggunaannya sehingga tidak melewati ambang
batas yang disarankan. Karena selain banyak tersedia di pasaran, bahan-bahan
tersebut juga harganya yang relatif sangat murah.
Berikut adalah contoh bahan-bahan yang bersifat racun yang sering kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari : 1. Sakarin (Saccharin)
Sakarin adalah bubuk kristal putih,
tidak berbau dan sangat manis, kira-kira 550 kali lebih manis dari pada gula
biasa. Oleh karena itu ia sangat populer dipakai sebagai bahan pengganti
gula.
Tikus-tikus percobaan yang diberi makan 5% sakarin selama lebih dari 2 tahun, menunjukkan kanker mukosa kandung kemih (dosisnya kira-kira setara 175 gram sakarin sehari untuk orang dewasa seumur hidup). Sekalipun hasil penelitian ini masih kontroversial, namun kebanyakan para epidemiolog dan peneliti berpendapat, sakarin memang meningkatkan derajat kejadian kanker kandung kemih pada manusia kira-kira 60% lebih tinggi pada para pemakai, khususnya pada kaum laki-laki. Food and Drug Administation (FDA) Amerika menganjurkan untuk membatasi penggunaan sakarin hanya bagi para penderita kencing manis dan obesitas. Dosisnya agar tidak melampaui 1 gram setiap harinya.' 2. Siklamat (Cyclamate)
Siklamat adalah bubuk kristal putih,
tidak berbau dan kira-kira 30 kali lebih mains dari pada gula tebu (dengan
kadar siklamat kira-kira 0,17%). Bilamana kadar larutan dinaikkan sampai
dengan 0,5%, maka akan terasa getir dan pahit.
Siklamat dengan kadar 200 mg per ml
dalam medium biakan sel leukosit dan monolayer manusia (in vitro) dapat
mengakibatkan kromosom sel-sel tersebut pecah. Tetapi hewan percobaan yang
diberi sikiamat dalam jangka lama tidak menunjukkan pertumbuhan ganda.
Di Inggris penggunaan siklamat untuk makanan dan minuman sudah dilarang, demikian pula di beberapa negara Eropa dan Amerika Serikat 3. Nitrosamin
Sodium nitrit adalah bahan kristal
yang tak berwama atau sedikit semu kuning. Ia dapat berbentuk sebagai bubuk,
butir-butir atau bongkahan dan tidak berbau. Garam ini sangat digemari,
antara lain untuk mempertahankan warna asli daging serta memberikan aroma
yang khas seperti sosis, keju, kornet, dendeng, ham, dan lain-lain.
Untuk pembuatan keju dianjurkan
supaya kandungan sodium nitrit tidak melampaui 50 ppm, sedangkan untuk bahan
pengawet daging dan pemberi aroma yang khas bervariasi antara 150 – 500 ppm.
Sodium nitrit adalah precursor dari nitrosamines, dan nitrosammes sudah dibuktikan bersifat karsinogenik pada berbagai jenis hewan percobaan. Oleh karena itu, pemakaian sodium nitrit harus hati-hati dan tidak boleh melampaui 500 ppm.
Makanan bayi sama sekali dilarang
mengandung sodium nitrit.
4. Zat Pewarna Sintetis
Dari hasil pengamatan di pasar-pasar
ditemukan 5 zat pewarna sintetis yang paling banyak digemari di Indonesia
adalah warna merah, kuning, jingga, hijau dan coklat.
Dua dari lima zat pewarna tersebut, yaitu merah dan kuning adalah Rhodamine-B dan metanil yellow. Kedua zat pewarna ini termasuk golongan zat pewarna industri untuk mewarnai kertas, tekstil, cat, kulit dsb. dan bukan untuk makanan dan minuman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian kedua zat warna tersebut kepada tikus dan mencit mengakibatkan limfoma. Selain itu, boraks, juga merupakan zat pewarna favorit yang sering digunakan oleh produsen makanan. 5. Monosodium Glutamat (MSG)
Monosodium glutamat (MSG) atau vetsin
adalah penyedap masakan dan sangat populer di kalangan para ibu rumahtangga,
warung nasi dan rumah makan. Hampir setiap jenis makanan masa kini dari mulai
camilan untuk anak-anak seperti chiki dan sejenisnya, mie bakso, masakan cina
sampai makanan tradisional sayur asam, lodeh dan bahkan sebagian masakan
padang sudah dibubuhi MSG atau vetsin.
Pada hewaan percobaan, MSG dapat
menyebabkan degenerasi dan nekrosi sel-sel neuron, degenerasi dan nekrosis
sel-sel syaraf lapisan dalam retina, menyebabkan mutasi sel, mengakibatkan
kanker kolon dan hati, kanker ginjal, kanker otak dan merusak jaringan lemak.
Bahaya di Masa Mendatang
Dari beberapa contoh bahan kimia
beracun yang sehari-hari dipergunakan sebagai zat tambahan dalam makanan dan
dipakai secara meluas di kalangan masyarakat, maka bahaya dalam jangka
panjang sudah dapat perkirakan. Untuk mencegah hal ini, pemerintah harus
sudah berani melakukan tindakan preventif mulai sekarang dan jangan
menunggu-nunggu kalau sudah ada korban.
Hal lain yang perlu diingatkan, cara pemakaian MSG atau vetsin yang sudah sangat meluas dan berlebihan pada saat ini perlu mendapat perhatian khusus, karena MSG sangat mutagenik dan karsinogenik, khusus terhadap hati, kolon, ginjal, otak dan lain-lain. |
Korosi
Kata Kunci: cara menghambat korosi, elektrokimia, faktor yang berpengaruh terhadap korosi, korosi, perkaratan besi
Korosi adalah peristiwa perusakan logam
akibat terjadinya reaksi kimia dengan lingkungan yang menghasilkan produk yang
tidak diinginkan. Lingkungan dapat berupa asam, basa, oksigen dari udara,
oksigen didalam air atau zat kimia lain. Perkaratan besi adalah peristiwa
elektrokimia sebagai berikut :
- Besi dioksidasi oleh H2O
atau ion hydrogen
Fe(s) → Fe2+(aq) +
2e- (oksidasi)
2H+ (aq) → 2H(aq) (
reduksi )
- Atom-atom H bergabung
menghasilkan H2
2H(aq) → H2(g)
- Atom-atom H bergabung
dengan oksigen
2H(aq) + ½ O2(aq) →
H2 O(l)
- Jika konsentrasi H+ cukup
tinggi (pH rendah), maka reaksi
Fe + 2H+ (aq) → 2H(aq) +
Fe2+ (aq)
2H(aq) → H2(g)
- Ion Fe2+ juga
bereaksi dengan oksigen dan membentuk karat (coklat keerah-merahan ) dengan
menghasilkan ion H+ yang selanjutnya direduksi menjadi H2-
4Fe2+ (aq) + O2(aq) +
4H2 O(l) + 2xH2 O(l) → 2Fe2O3H2O)x(s) + 8H+
Reaksi totalnya menjadi
4Fe(s) + 3O2(aq) +
2x H2 O(l) → 2Fe2O3H2O)x(s)
Korosi dapat dihambat dengan beberapa
cara, misalnya :
Pemakaian logam alloy dengan cara
Pembentukan lapisan pelindung
Menaikkan tegangan elektrode
2. Pemakaian lapisan pelindung
dengan cara:
Pengecatan
Pelapisan senyawa organik (pelumas)
Pelapisan dengan gelas
Pelapisan dengan logam
Dilapisi logam yang lebih mulia
Dilapisi logam yang lebih mudah
teroksidasi
Menanam batang-batang logam yang lebih
aktif dekat logam besi dan dihubungkan
Dicampur dengan logam lain
3. Elektrokimiawi dengan cara
eliminasi perbedaan tegangan:
Menaikkan kemurnian logam
Mencegah kontak 2 logam
Memakai inhibitor
Isolasi logam dari larutan, dan
lain-lain.
Faktor yang berpengaruh terhadap korosi
Kelembaban udara
Elektrolit
Zat terlarut pembentuk asam (CO2, SO2)
Adanya O2
Lapisan pada permukaan logam
Letak logam dalam deret potensial
reduksi
KESIMPULAN
Elektrolisis. pada sel elektrolisis,
aliran listrik menyebabkan reduksi pada muatan negatif di katoda dan oksidasi
pada muatan positif di anoda. Aplikasi elektrolisis. Elektroplatting, produksi
Aluminium dan Magnesium, pemurnian tembaga, dan elektrolisis dari pelelehan
NaCl.
Korosi logam adalah salah satu masalah
yang paling penting yang dihadapi oleh kelompok industri maju. pengaruh korosi
dapat terlihat (pembentukan karat pada permukaan besi) dan tidak terlihat
(keretakan serta terjadinya pengurangan kekuatan logam di bawah permukaan)
Design by Rosmini Erdati S.Pd